Pages

Selasa, 13 Desember 2022

PKKS SMK IT. Attaqwa 9 Tahun 2022 Memperoleh Nilai 90.06 dengan Predikat "Amat Baik"

SMK IT. Attaqwa 9 menjadi induk pelaksanaan PKKS Tahun 2022. Bekasi, (14/12).


Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) tahun 2022 yang dilaksanakan pada hari Rabu, (14/12) bertempat di lingkungan masyarakat pembelajar SMK IT. Attaqwa 9 menjadi indukan bagi beberapa sekolah, diantaranya: SMK Annur Tarumajaya, SMK Permata Babelan, dan SMK IT. Attaqwa Pusat Babelan.


PKKS merupakan kegiatan rutin tahunan untuk menilai kinerja dari kepala sekolah, karena kepala sekolah yang profesional dapat merumuskan sebuah mutu lulusan dari sekolah yang dipimpinnya.


Kegiatan ini dimulai pada pukul: 08.30-15.30 WIB. Mengawali pembuka kegiatan PKKS, kepala SMK IT. Attaqwa 9 Bapak H. Abd. Muiz, M.Pd dalam sambutannya mengatakan "kegiatan PKKS merupakan stimulus positif yang harus kita respon bersama menuju sekolah yang lebih mandiri dan maju" (ujar beliau dalam sambutannya). Pada sela berikutnya, mewakili team penilai Ibu Sulistiyowaty Ety Meiningsih, S.Pd., M.M.Pd memberikan semangat kepada para Kepala SMK yang hari ini mengikuti kegiatan PKKS untuk bisa mendeskripsikan sekolahnya dalam presentasi yang akan disampaikan masing-masing.


Sebagai team penilai kegiatan PKKS tahun 2022 ini, bertindak sebagai Penilai I Ibu Erlyndhia T. Hidayat, S. Ag., M.Pd.I dan bertindak sebagai Penilai II Ibu Sulistiyowaty Ety Meiningsih, S.Pd., M.M.Pd. Adapun peserta PKKS dari Kepala SMK Annur Tarumajaya Bapak H. Namin, S.Pd dan Kepala SMK Permata Babelan Ibu Ummi Lailah, S.Sos, dan Kepala SMK IT. Attaqwa Pusat Bapak H. Ahmad Kamil, S.Sos, sedangkan Kepala SMK IT. Attaqwa 9 oleh Bapak H. Abd. Muiz, M.Pd selaku induk dalam kegiatan PKKS tahun ini.


Banyak ilmu dan sharing pengalaman positif yang diberikan oleh team penilai kepada para kepala sekolah, serta berbagi positif dalam pengalaman baik antar kepala sekolah. Mudah-mudahan kegiatan PKKS tahun ini memberi rangsang stimulator untuk terus berbenah diri menuju sekolah yang lebih mandiri dan maju.


Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak, baik Ibu penilai, para teman-teman kepala sekolah yang sudah bisa hadir dengan penuh semangat mengikuti kegiatan PKKS ini, para WK. Bid. SMK IT. Attaqwa 9 yang telah menjadi panitia kecil untuk mensukseskan kegiatan PKKS tahun 2022 ini.


Rabu, 16 Januari 2019

SMK IT. Attaqwa 9

Lihat postingan saya di Google Maps Level 6 Local Guide https://goo.gl/maps/LtKxEFC115m

Kamis, 22 November 2018

Novel Sejarah Siswa Kls XII SMK IT. A9 TP. 2018/2019


Novel Sejarah Siswa Kls XII
SMK IT. Attaqwa 9 Tahun Pelajaran: 2018/2019.
Ujungharapan Musholla Assalam Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab. Bekasi 17610.

Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kali ini (21/11), membahas tentang Novel Sejarah. Novel sejarah merupakan penjelasan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif, yang diceritakan secara imajinatif.

Untuk menguji imajinasi para siswa dalam menulis sejarah mereka sendiri, mereka semua diajak untuk bisa berfikir menceritakan ulang tentang kejadian masa lalu mereka, tentunya memiliki nilai sejarah tersendiri bagi mereka.

Adapun struktur novel sejarah adalah: 1) orientasi, 2) pengungkapan peristiwa, 3) cerita mulai memuncak, 4) komplikasi, 5) resolusi, dan 6) koda. Novel sejarah banyak mengandung nilai-nilai yang disajikan secara implisit, dan eksplisit yang memiliki relasi dengan kehidupan saat ini.

Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah menggunakan banyak kalimat bermakna lampau: Kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi, kronologis, temporal); kata kerja yang menggambarkan sesuatu tindakan (kata kerja material); kata kerja yang menunjukan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang; kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental); dialog; kata sifat (descriptive lenguage) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

Tugas buat kalian semua wahai anak-anak ku kelas XII AK, TKJ, dan TSM. Buatlah cerita novel sejarah kalian minimal 15 paragraf (cantumkan judul yang menarik). 

Tugas dikerjakan dalam kolom komentar dibawah ini, dengan mencantumkan nama dan kelas kalian masing-masing.

Rabu, 07 November 2018

Diskusi Kelompok Kecil Bhs. Indonesia


Diskusi Kelompok Kecil Bid. Studi Bhs Indonesia-MA. Attaqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia Babelan Bekasi.

Hari ini Kamis, 8 Nopember 2018 saya mulai aktivitas pembelajaran di kelas XI MAIS 4 pada jam pertama. Pada saat saya memulai proses pembelajaran, didapati banyak siswa yang mengalami semangat belajar yang rendah, sehingga memaksa saya untuk berfikir menggunakan strategi dan cara/metode pembelajaran yang berbeda pada biasanya.

Dalam dunia pendidikan, suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah melalui metode pembelajaran. Tentunya ada banyak metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah. Beberapa metode yang sering saya gunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di MA. Attaqwa Pusat Putra diantaranya adalah metode diskusi dan kerja kelompok.

Diskusi merupakan komunikasi siswa berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat untuk memecahkan suatu permasalahan. Selain melatih kemampuan berpendapat dan berkomunikasi, diskusi juga bisa menstabilkan sosial emosional.

Metode pembelajaran yang lain adalah kerja kelompok, yaitu format belajar mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa setiap metode pembelajaran pasti ada manfaat atau kelemahannya, sehingga para saya harus cerdas dalam memahami berbagai metode pembelajaran agar nantinya dapat memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan begitu saya berharap bisa meningkatkan  kemampuan berpikir serta komunikasi dari para siswa (santri Pondok Pesantren Attaqwa Putra).

Metode Diskusi
Bila kita menemukan suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri, maka kita akan meminta bantuan saudara atau orang lain untuk bersama-sama memikirkannya dan memberikan sumbang sarannya bagi pemecahan masalah itu. Kesempatan bagi anak usia sekolah dasar bekerja dalam kelompok kecil nampak demikian penting guna terselenggaranya proses diskusi diantara mereka.

"mari anak-anak kita belajar di luar kelas" (seru saya ke  para siswa di dalam kelas XI MAIS 4. Diskusi yang saya lakukan adalah diskusi kelompok kecil.

Diskusi ini dilakukan dengan membagi siswa dengan kelompok-kelompok. Jumlah angota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaanya dimulai dari saya menyajikan permasalhan secara umum, kemudian masalah tersebut saya bagi kedalam sub masalah yang harus dipecahkan setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

Sabtu, 03 November 2018

Akreditasi 2018 Online SISPENA


Akreditasi. Yayasan Attaqwa Pusat - SMK IT. Attaqwa 9 Ujungharapan Musholla Assalam Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab. Bekasi 17610.
Akreditasi SMK IT. Attaqwa 9 tahun 2018 menggunakan aplikasi online berbasis web. Jadi sebelum di visitasi sekolah melakukan pengisian instrumen akreditasi secara online terlebih dahulu.

Tentang juknis, panduan, dan prosedur operasional standar bisa di buka langsung di website: http://bansm.or.id dan http://bansm.kemdikbud.go.id tahun 2018 sudah menggunakan alamat domain kemdikbud.go.id
Saat coba download POS Akreditasi agak kesulitan namun berikut link yang dishare oleh beberapa blogger https://drive.google.com/uc?export=download&id=1-SI8R-8Wnx9nu5hF2IdQgsK5XvtTHHgM
Perangkat Akreditasi Unduh Pada halaman berikut http://bansm.kemdikbud.go.id/unduh
Saya posting tentang akreditasi ini karena pada tahun ini Yayasan Attaqwa Pusat - SMK IT. Attaqwa 9 tempat saya bekerja akan menghadapi akreditasi. Sebagai Kepala Sekolah, link diatas sangat membantu kami dalam mempersiapkan akreditasi.

Komponen akreditaai berdasarkan standar nasional pendidikan yaitu:
a. komponen standar isi
    nomor 1—10;
b. komponen standar proses
    nomor 11—31;
c. komponen standar kompetensi lulusan
    nomor 32—38;
d. komponen standar pendidik
    dan tenaga kependidikan
    nomor 39—54;
e. komponen standar sarana
    dan prasarana
    nomor 55—75;
f. komponen standar pengelolaan 
    nomor 76—90;
g. komponen standar pembiayaan 
    nomor 91—106; dan
h. komponen standar penilaian 
     nomor 107—119.

Setelah saya coba login aplikasi SISPENA ternyata pengisian instrumen tidak hanya memilih A B C D, namun harus mengisi melaui Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung (IPDIP). Jadi misal Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi tidak bisa langsung menjawab A. 91%-100% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual
namuh harus mengisi tiap pegawai di isi YA/TIDAK
contoh lagi:
Sekolah mengembangkan kurikulum sesuai dengan prosedur operasional pengembangan KTSP yang meliputi tahapan berikut: (1) analisis, (2) penyusunan, (3) penetapan, (4) pengesahan
Tidak bisa langsung menjawab
A. Melaksanakan 4 tahapan
Namun harus di cetang satu-satu (1) analisis, (2) penyusunan, (3) penetapan (4) pengesahan

Saat tulisan ini dibuat kami sudah membentuk panitia akreditasi sekolah untuk memulai tugas mengumpulkan/membuat bukti fisik yang belum lengkap. Dari kedelapan komponen itu dibagi tugasnya ke masing-masing guru kelas.
Itulah cerita tentang persiapan akreditasi semoga nantinya postingan ini dapat diupdate dengan contoh atau format bukti fisik akreditasi atau barang kali ada dari pembaca sekalian yang sudah memiliki bisa menghubungi kami untuk di share.
Semoga akreditasi sekolah di SMK IT. Attaqwa 9 dan di tempat Bapak/Ibu dapat berjalan dengan lancar dan maksimal.

Senin, 22 Oktober 2018

Hari Santri Nasional Selasa, 22 Oktober 2018

AMANAT PROF. DR. KH SAID AQIL SIROJ, MA
PADA PERINGATAN HARI SANTRI TANGGAL 22 OKTOBER 2018

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الحمد لله الصلاة والسلام على سيدنا ومولانا وحبيبنا وشفيعنا محمد رسول الله
وعلى اله وصحابته ومن تبع سنته وجماعته من يومنا هذا الى يوم النهضة. أما بعد

Hari ini 4 tahun lalu, Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo menerbitkan keputusan bersejarah. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tanggal 22 Oktober 2015 tentang Hari Santri. Keputusan yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharram 1437 Hijriyah itu merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Itulah mengapa Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan seluruh rakyat Indonesia saat ini mengekspresikan rasa syukur dengan memperingati Hari Santri.

Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri tidak lepas dari Resolusi Jihad yang dikumandangkan Hadlaratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, pada 22 Oktober 1945. Di hadapan konsul-konsul Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura, di Kantor Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama, Jl. Boeboetan VI/2 Soerabaja, Fatwa Resolusi Jihad NU digaungkan Hadlaratus Syeikh dengan pidato yang menggetarkan:

“...Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itoe djadi fardloe kifayah (jang tjoekoep kalaoe dikerdjakan sebagian sadja…).”   

Tanpa Resolusi Jihad NU dan pidato Hadlaratus Syeikh itu, tidak akan pernah ada peristiwa heroik perlawanan rakyat tanggal 10 November di Surabaya yang kelak dikenal dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila dan bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman. Tahun 1936, sebelum Indonesia merdeka, kaum santri menyatakan Nusantara sebagai Dârus Salâm. Pernyataan ini adalah legitimasi fikih berdirinya NKRI berdasarkan Pancasila. Tahun 1945, demi persatuan dan kesatuan bangsa kaum santri setuju menghapuskan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Tahun 1953, kaum santri memberi gelar Presiden Indonesia Ir. Soekarno sebagai Waliyyul Amri ad-Dlarûri bis Syaukah, pemimpin sah yang harus ditaati dan menyebut para pemberontak  DI/TII sebagai bughat yang harus diperangi. Tahun 1965, kaum santri berdiri di garda depan menghadapi rongrongan ideologi komunisme. Tahun 1983/1984, kaum santri memelopori penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa-bernegara dan menyatakan bahwa NKRI sudah final sebagai konsensus nasional (mu’âhadah wathaniyyah). Selepas Reformasi, kaum santri menjadi bandul kekuataan moderat sehingga perubahan konstitusi tidak melenceng dari khittah 1945 bahwa NKRI adalah negara-bangsa, —bukan negara agama, bukan negara suku— yang mengakui seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di hadapan konstitusi, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, ras, agama, dan golongan. 

Untuk menginsyafkan semua pihak dan mengingatkan kita sendiri selaku kaum santri, kenyataan itu perlu diungkapkan: betapa besar saham kaum santri dalam proses berdiri dan tegaknya NKRI. Tanpa kiprah kaum santri, dengan sikap sosialnya yang moderat (tawassuth), toleran (tasâmuh), proporsional (tawâzun), lurus (i’tidâl), dan wajar (iqtishâd), NKRI belum tentu eksis hingga hari ini. Negeri-negeri Muslim di Timur Tengah dan Afrika sekarang remuk dan porak poranda karena ekstremisme dan ketiadaan komunitas penyangga aliran Islam wasathiyyah.

Momentum Hari Santri hari ini perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Spirit “nasionalisme bagian dari iman” (حب الوطن من الايمان) perlu terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme. Islam dan ajarannya tidak bisa dilaksanakan tanpa tanah air. Mencintai agama mustahil tanpa berpijak di atas tanah air, karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan. Hari Santri juga harus digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhaan, asketisme dan spiritualisme yang melekat sebagai karakter kaum santri. Etos ini penting di tengah merebaknya korupsi, narkoba, LGBT dan hoax yang mengancam masa depan bangsa.

Hari ini santri juga hidup di tengah era digital. Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia maya. Ia punya aspek manfaat dan mudharat yang sama besar. Internet dapat digunakan untuk menebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah Islam, tetapi juga bisa dipakai untuk merusak harga diri dan martabat kemanusiaan dengan ujaran kebencian, fitnah dan hoax. Santri perlu ‘memperalat’ teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya untuk menjaga agama (حفظ الدين والعقل), jiwa (حفظ النفس), nalar (حفظ العقل), harta (حفظ المال), keluarga (حفظ النسل), dan martabat (حفظ العرض) seseorang. Kaedah fikih: al-muhâfadhah ala-l qadîmis shâlih wa-l akhdzu bi-l jadîdi-l ashlah senantiasa relevan sebagai bekal kaum santri menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Singkatnya, santri harus siap mengemban amanat yang sangat berat, namun mulia: yaitu amanah agama dan tanah air. Juga amanah kalimatul haq. Berani mengatakan “iya” terhadap kebenaran walaupun semua orang mengatakan “tidak” dan sanggup menyatakan “tidak” pada kebatilan walaupun semua orang mengatakan “iya”. Itulah karakter dasar santri sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzaab ayat 72 yang bumi, langit dan gunung tidak berani memikulnya.

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah amanatkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung, semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”

Alhamdulillah, selama ini santri sanggup mengemban amanat ini. Terbukti, walaupun Mbah Hasyim Asy’ari disiksa Jepang untuk hormat ke arah matahari terbit (seikerei), beliau tegas menolak. Kyai Wahid Hasyim hingga Gus Dur juga demikian, selalu menyatakan kalimatul haq, tidak pernah tergiur dengan godaan duniawi apapun.

Untuk itu kaum santri jangan pernah sekali-kali tertipu godaan dunia dan terperdaya syaitan. Berterik lantang seakan-akan berjuang demi agama, demi Allah SWT, demi bangsa, demi negara, untuk menegakkan kalimatul haq. Padahal sejatinya yang dilakukan merupakan bentuk tipu daya kehidupan dunia dan sedang manari di atas gendang syaitan.

Allah berfirman dalam Q.S. Al-Fathiir ayat 5:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.”

Khusus untuk anak-anakku para Santri yang saat ini turut larut dalam kegembiraan perayaan Hari Santri, kalian adalah bagian penting sejarah perubahan bangsa Indonesia mendatang. Nikmati kesederhanaan hidup di Pesantren, meskipun makan dengan lauk seadanya dan sehari-hari mengenakan sarung dan sandal jepit. Sebab, tempaan yang kalian terima di pesantren akan menjadi bagian penting sejarah hidup kalian untuk menjadi pribadi yang mandiri, berempati dan berkarakter. Suatu pribadi yang dibutuhkan dalam penegakan agama, pengelolaan bangsa dan negara

Akhirnya, mewakili santri se-nusantara, saya Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan terima kasih kepada Presiden Ir. H. Joko Widodo yang sudah menetapkan hari santri sebagai hari nasional. Saya tegaskan, penetapan hari santri bukan intervensi pemerintah terhadap pesantren. Tetapi merupakan bentuk penghargaan kepada santri dan kaum pesantren yang terus menanamkan keluhuran akhlak dan kemandirian sebagai jati dirinya, sehingga membentuk karakter bangsa.

Peringatan Hari Santri tahun 2018 ini juga terasa begitu istimewa. Karena seiring peringatan hari santri tahun ke-empat ini ditetapkan RUU tentang Pesantren dan Pendidikan Keagamaan sebagai RUU usul inisiatif DPR. Penetapan RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan ini kita nilai sebagai berkah dan karunia agung dari Allah SWT. Nahdlatul Ulama bersyukur dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjuang melahirkan rancangan undang-undang ini di DPR.

Akhirnya, mari kita berjuang bersama. Agar santri tidak hanya menjadi shoutul haq, melainkan sekaligus menjadi qororul haq (pemegang kebijakan). Selamat Hari Santri 2018. Terima kasih Presiden Jokowi.

شكرا ودمتم في الخير والبركة والنجاح
والله الموفق إلى أقوم الطريق

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jakarta, 22 Oktober 2018
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,

Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA.
Ketua Umum

Jumat, 20 Juli 2018

Biografi Abuya KH. Syaifuddin Amsir

BIOGRAFI SINGKAT KH. SAIFUDDIN AMSIR

Siapa tak mengenal KH Saifuddin Amsir? Warga Nahdliyin Jakarta pasti mengenal kiai kharismatik ini. Saifuddin bin Amsir Naiman al-Batawiy adalah salah seorang ulama Betawi (sebutan Jakarta tempo dulu) terkemuka abad ke-21. Ia dikenal sebagai seorang ulama yang sangat berpengaruh di Jakarta. <>

Beberapa karya yang telah diraciknya dari pelbagai literatur klasik karangan para sarjana masa lalu merupakan bukti kecerdasan dan keluasan ilmu yang dimiliki KH Saifuddin Amsir.

Karyanya yang telah dicetak antara lain: 1) Tafsir Jawāhir al-Qur’ān (empat jilid), 2) Majmū’ al-Furū’ wa al-Masāil (tiga jilid), dan 3) al-Qur’ān, I’jazan wa Khawāshan, wa Falsafatan. Karya yang disebut terakhir ini merupakan magnum opus/masterpiece(karya besar) Kiai Amsir yang telah diteliti oleh para sarjana dalam dan luar negeri.

Pasalnya, selain beraliran tafsir falsafi, kitab ini merupakan racikan dari beberapa tema dari kitab Jawāhir al-Qur’ān (hlm. 1-140), al-Dzahāb al-Ibrīz fi Khawāsh al-Qur’ān al-Aziz (142-172), Qānūn al-Ta’wīl (173-184). Ketiganya karya Hujjat al-Islām Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazāli ath-Thūsī asy-Syāfi’ī.

Kitab ini juga terinspirasi dari beberap kitab. Antara lain Fadhāil al-Qur’ān karya Syeikh al-Hāfidz Ibn Katsir (hlm. 175-312), ‘Ajāib al-Qur’ān karya Syeikh Fakhruddin al-Rāzī (hlm. 313-475), dan al-Dur al-Nadzim fi Khawāsi al-Qur’ān al-Karīm karya Imam al-Yafi’i (hlm. 477-623). Komentar (syarah) yang ditulis Kiai Saifuddin Amsir menyertai tiap bahasan yang dinukil dari kitab-kitab tersebut.

Dalam menyusun karyanya, Rais Syuriah PBNU ini memilih karya-karya Imam al-Ghazali sebagai rujukan yang sangat representatif dalam membahas tema-tema terkait dengan I’jāz (Kemukjizatan), Khawās (Kekhususan), dan Falsafat (Filosofi) al-Qur’an. Dalam daftar pustaka karangannya, disebutkan al-Ghazali memiliki karya tafsir sebanyak 30 jilid.

Ditanya mengapa karya al-Ghazali sangat menginspirasi dalam penulisan karyanya, Kiai Saifuddin mengatakan pemikiran brilian al-Ghazali tak hanya menjadi rujukan para sarjana muslim, namun juga sarjana non muslim. Aneka pemikiran al-Ghazali sungguh fenomenal. Margaret Smith dalam bukunya yang berjudul “Al-Ghazali: The Mystic” yang diterbitkan di London, Inggris, tahun 1944, menegaskan: “Tak diragukan lagi bahwa buah pikir al-Ghazali begitu menarik perhatian para sarjana di Eropa.”

Merawat Majlis Ta’lim

Di luar kesibukannya berkarya, Kiai Saifuddin Amsir masih tetap istiqamah menggawangi berbagai majlis ta’lim yang tersebar di seantero Jakarta. Praktis hari-harinya penuh jadwal pengajian di hampir 20 majlis ta’lim yang berada di berbagai pelosok Ibukota Republik Indonesia.

Abuya--demikian masyarakat Betawi menyapanya—merupakan sosok yang low profile. Tak jarang, santri yang senantiasa menyertainya merasa akrab bak teman sejawat. Namun, ketika sedang mengajar atau di atas mimbar, kharismanya sungguh terasa. Bak singa podium, Kiai Amsir mampu menarik perhatian publik. Tak jarang, ketika ia berpidato para hadirin berdecak kagum lantaran kemapuan retorika dan argumentasinya sangat logis dan enak dicerna.

Tak ayal, kemampuan panggungnya ini menarik para politisi untuk mendekati dirinya agar bersedia bergabung dengan partai tertentu. Namun, Kiai Amsir dengan halus menolak semua politisi yang melobinya untuk sekedar menjadi vote getter. Meski demikian, ketika PBNU membidani kelahiran Partai Kebangkitan Bangsa, Kiai Amsir pernah bergabung lantaran penghormatannya yang besar kepada Gus Dur.

Masa kecil

Saifuddin kecil, lahir di Jakarta pada 31 Januari 1955. Ia tumbuh dan besar di sebuah keluarga sederhana yang bersahaja. Ayahnya, Haji Amsir Naiman, adalah seorang guru mengaji di kampung tempat tinggalnya: Kebon Manggis, Matraman. Sedangkan ibunya, Hajjah Nur’ain, seorang ibu rumah tangga yang secara penuh ketulusan dan dedikasi tinggi mengabdikan dirinya untuk mengurus anak dan keluarga.

Sejak kecil, putra kelima dari sepuluh bersaudara ini sudah diajari sifat-sifat yang menjadi teladan bagi dirinya kelak di kemudian hari. Dengan keras sang ayah mendidiknya untuk berperilaku lurus dan mandiri. Tidak ada kompromi bagi suatu pelanggaran yang telah ditetapkan ayahnya. Bersama sembilan orang saudaranya, ia dibiasakan untuk menunaikan shalat berjamaah dan mengaji al-Qur’an.

Keinginan kuatnya dalam menimba ilmu-ilmu agama sudah terpatri kuat sedari kecil. Menyadari dirinya bukan berasal dari keluarga ulama dan juga bukan dari kalangan yang berada, Saifuddin kecil menyiasatinya untuk berusaha mandiri dan tidak bergantung kepada kedua orangtuanya. Ia berusaha menutupi biaya kebutuhan pendidikannya sendiri, bahkan sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar.

Berkat ketekunannya dalam belajar, ia pun selalu mendapat beasiswa dari sekolah. Kegigihannya dalam terus mempelajari berbagai macam ilmu secara otodidak maupun berguru kepada para ulama terkemuka di masa mudanya, telah menjadikan dirinya sebagai salah seorang ulama Jakarta yang cukup populer dan disegani saat ini.

Di waktu kecil, selain mengaji kepada kedua orangtuanya sendiri, ia juga belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Washliyah. Di sela-sela waktunya, ia mempelajari berbagai macam ilmu secara otodidak. Ia juga senang membaca pelbagai macam buku bacaan sejak masih kecil. Sewaktu duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, ia mulai banyak berguru kepada beberapa ulama di berbagai wilayah Jakarta.

Di antara ulama yang tercatat sebagai gurunya adalah KH Abdullah Syafi’i, KH Muhammad Syafi’i Hadzami Kebayoran Lama, Habib Abdullah bin Husein Syami Al-Attas, dan Guru Hasan Murtoha. Kepada para guru tersebut, ia mempelajari pelbagai cabang ilmu keislaman. Pada saat menimba ilmu kepada Habib Abdullah, di antara kitab yang ia khatamkan di hadapan gurunya itu adalah kitab Minhaj al-Thalibin(karya Imam al-Nawawi) dan kitab Bughyat al-Mustarsyidin (karya Habib Abdurrahman Al-Masyhur).

Dari waktu ke waktu dalam menempuh pendidikan formalnya itu, ia selalu menorehkan prestasi yang gemilang. Sewaktu lulus aliyah, misalnya, ia tercatat sebagai lulusan aliyah dengan nilai terbaik se-Jakarta. Setelah pendidikan formalnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah usai ia lewati, ia menjadi mahasiswa di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Asy-Syafi’iyyah (UIA) dan mendapat gelar sarjana muda di kampus KH Abdullah Syafi’i tersebut.

Pada medio 1982, ia mendaftarkan diri pada Jurusan Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN Jakarta-red) saat jurusan itu baru dibuka oleh Rektor IAIN Prof DR Harun Nasution, M.A. Karena berbagai prestasi yang telah dicapai sebelumnya, ia menjadi satu-satunya mahasiswa yang diterima di IAIN tanpa melalui tes masuk. Setelah merampungkan masa kuliahnya, di waktu kelulusan lagi-lagi ia tercatat sebagai lulusan IAIN terbaik.

Kini, setelah tidak mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KH Saifuddin Amsir masih terus menikmati belantara ilmu pengetahuan berbasis kitab kuning (al-kutub al-turats) karya para sarjana masa lalu. Dari aneka macam kitab tersebut kemudian diringkas dan di-tahqiq menjadi sebuah karya besar yang lebih membumi agar bermanfaat bagi sekitar. 
(Musthofa Asrori)