Pages

Minggu, 28 Agustus 2016

Guru Attaqwa Putra Mengaji dan Mengkaji

Guru Attaqwa Putra Mengaji dan Mengkaji

Pendidik dan kependidikan merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Pendidik (baca : Guru) sebutan yang lumrah dan biasa dipakai di lingkungan Pon-Pes. Attaqwa Putra. Bagi para Santri, ketika menyapa Pendidik biasa menyebut dengan sebutan Guru bukan Bapak atau Ustadz. Bisa disimak "mohon maaf Guru, saya boleh izin tidak?" (permohonan izin yang biasa diucapkan Santri). Pentingnya tugas Guru dalam roda pendidikan di Pon-Pes. Attaqwa Putra, menjadi garda utama pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas.

Karena pentingnya peran Guru dalam mendidik Santri. Guru pun mengaji dan mengkaji. Kegiatan ini dinamai Pengajian Bulanan Guru Pondok, dimana semua Guru Pondok baik elemen Guru Tsanawiyah dan Aliyah wajib mengikuti kegiatan pengajian bulanan ini.

Pada hari Sabtu, 27 Agustus 2016 Pengajian Bulanan Guru Pondok kembali dibuka untuk Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengajian kali ini, diisi langsung oleh Abuya K.H. Nurul Anwar, Lc selaku Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putra. Materi yang Beliau sampaikan menjadi spirit bagi para Guru Pondok dalam mendidik para Santri.

Pesan beliau yang disisipkan pada materi Pengajian Bulanan Guru Pondok. Pentingnya Guru untuk mengetahui arah tujuan dalam mendidik, Beliau berpesan tentang arah tujuan pendidikan "pertama, Ta'lim yaitu mentransfer ilmu kepada anak didik; kedua, Tarbiyah yaitu mempraktikan dan mengamalkan ilmu yang telah diajarkan; ketiga, Ta'dib yaitu membangun shibghoh (caracter bulding) atau etitud".

Beliau menekankan pentingnya laju pendidikan sesuai arah tujuan tersebut. Membangun karakter Santri, karena banyak Santri sekarang yang ketika dipanggil oleh Gurunya, jarang menjawab dengan jawaban yang baik dan bagus, dalam kondisi seperti ini, Guru harus men-ta'dib-kan para Santri dengan mencontoh jawaban nabi Ibrahim "Labaik Allah". Ajarkan anak didik kita, ketika dipanggil, hendaklah menjawab dengan jawaban yang bagus dan baik. Kita pun mendapati anak-anak didik yang masih duduk di bangku sekolah, banyak yang salah kaprah dalam bersalaman mencium tangan Guru. Ada yang mencium tangan Guru dengan gaya dihantarkan ke kening atau jidat, bahkan ada anak didik yang mencium dengan menempelkan tangan Guru ke pipinya. "ini yang membuat kita bingung, jadinya" (ujar Abuya dengan nada bertanya kepada para Guru yang hadir). Padahal mencium tangan Guru hendaknya, mencium dengan menempelkan tangan Guru ke hidung kita "mencium/bersalaman dengan Guru dengan mengambil ibroh dari mencium hajar aswad, dengan hidung" (Abuya menjelaskan).

Begitu pentingnya peran guru dalam mendidik para Santri di Pondok, Abuya pun melanjutkan pesannya yang termaktub dalam kitab Ta'limul Muta'allim tentang dasar tujuan utama pendidikan dalam islam "mencari ridho Allah, bekal untuk di akhirat, memerangi kebodohan, menghidupkan agama, mengekalkan islam, bersyukur atas nikmat akal dan badan".

Pesan inilah yang didapat oleh para Guru Pondok ketika mengikuti pembukaan Pengajian Bulanan Guru Pondok. Penting untuk kita teladani, bahwa walau pun kita seorang Guru, kita mesti terus menimba ilmu, walau pun kita seorang Pendidik, jangan pernah marah ketika dikritik, kita adalah Guru yang digugu dan ditiru. Ada pepatah lama yang kita ingat "jika Guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Lejitkan selalu potensi keguruan kita, resapi selalu ranah domain Guru yang ditanamkan oleh muassis Attaqwa untuk menjadi Guru yang Ikhlas, Berdzikir, dan Berfikir. Bravo bagi kita semua yang berprofesi sebagai Guru.

Rabu, 24 Agustus 2016

Malam Sensasi "seni santri yang menginspirasi"

Persatuan Pelajar Attaqwa (PPA) Pondok Pesantren Attaqwa Putra Ujungharapan Bahagia Babelan Bekasi selalu hidup dan menghidupkan fasion kesantriannya.

Tahun ini tepat diperayaan 17 (san-ke) 71 HUT RI 2016 hari sabtu malam Ahad, 20 Agustus 2016 fasion malam seni santri sangat menginspirasi. Dibawah bimbingan Bapak Kesantrian H. Anis Abdul Qudus, Lc yang merupakan putra dari Pimpinan Pon-Pes. Attaqwa Putra Abuya K.H. Nurul Anwar, Lc berhasil menyedot perhatian Dewan Guru Pondok.

Terang saja, tidak seperti tahun biasanya. Di tahun ini penampilan para Santri dalam pentas seni santri yang menginspirasi (baca: Sensasi) banyak mengakomodir bakat jiwa seni yang selama ini takut terpatri. Kini banyak Santri berani menampilkan jiwa-jiwa seninya, selama masih berada dalam koridor islami.

Hal ini pun mendapat dukungan dari ke dua Kepala Sekolah MTs dan MA, dalam Kurikulum Pengembangan Diri telah difasilitasi Ekskul yang membangun jiwa seni para Santri. Sebut saja, di Aliyah ada program Bengkel Teater Attaqwa (BETA), dan di Tsanawiyah ada Ekskul Band.

Program inilah yang menjadi embrio lahirnya jiwa seni santri yang tiada henti. Dilihat dari Sensai malam itu, "oh... em-Gie..." sangat luar biasa penampilan para Santri. Mulai dari panggung yang berkelas, penuh dengan lampu-lampu berkilauan bak panggung pada malam penganugrahan acara di TV, sampai unjuk Sensasi paduan suara "song-sing-seng" ala Indonesian Idol, gerak tari tradisional sampai kontemporer, Stand Up, Teatrikal Musikal, Hadroh, Marawis, Perkusi, Akustik, Bela Diri sampai BGM-Taqwa (band guru muda attaqwa).

Semua penampilan tersebut tumplek (tersuguh full) pada malam itu. Degap kagum para Dewan Guru Pondok menyaksikan anak-anak Santri "padahal ngG da yang ngajarin tuh..." (celetukan seorang Guru, bernada bangga). Siapa pun orangnya yang pernah menimba ilmu di Pon-Pes. Attaqwa Putra pasti akan terkesima jika menyaksikan acara Sensasi ini. Ada yang terahru biru dengan lagu yang dinyanyikan para Santri, ada gelak tawa yang membahana lantaran adegan teater yang disuguhkan, ada juga yang bersholawat "shollu 'ala Muhammad" saking antusiasnya mendengar nasyid yang dibawakan, hingga pada akhirnya semua peserta yang hadir hanyut dalam gelap yang semakin larut dengan malam.

Malam ini memang sangat berbeda dan sangat menginspirasi, mungkin inilah tanda perubahan Santri yang membalut kemajuan zaman dengan tetap islami. Semoga di tahun-tahun yang akan datang Seni Santri Attaqwa Putra terus eksis dengan kemajuan seni yang tetap islami.

Rabu, 17 Agustus 2016

Memudah Maddah "kan" BKS Pon-Pes. Attaqwa Putra

Pondok Pesantren Attaqwa Putra

Lembaga pendidikan yang sudah setengah abad lebih ini, banyak mengalami transpormasi dunia pendidikan. Mulai dari lekaran pesantren, induksisasi Pokapontren, sampai kurikulum kementrian agama, dimana semua itu dilakukan untuk terus menghidupkan cita-cita estapeta pendidikan muassis al-Maghfurlah K.H. Noer Alie.

Pendidikan yang kini diestapetkan kepada anak beliau Abuya K.H. Nurul Anwar, Lc untuk memimpin Pon-Pes. Attaqwa Putra terus mengalami kemajuan yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari bangunan Asrama Santri dan perkembangan jumlah Santri yang masuk pada jenjang MTs dan MA di Pon-Pes. Attaqwa Putra terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Mengimbangi kemajuan dalam kuantitas Santri, segi kualitas pun dibenahi. Pembenahan ini diantaranya dengan kodifikasi maddah, dimana Maddah/Bidang Studi atau Mata Pelajaran mulai dibuat oleh para Dewan Guru yang disertai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Buku inilah yang menjadi cikal-bakal lahirnya Buku Kerja Siswa (BKS).

Penulis mengajak para Dewan Guru Pon-Pes. Attaqwa Putra untuk terus berkarya dengan goresan pena. Mengkodifikasi ranah pengetahuannya dalam buku, agar bisa terus bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Dari buku kita bisa dikenal, dari buku pula amal ibadah keilmuan kita terus mengalir.

Sekedar untuk saling berbagi ilmu dalam kodifikasi Maddah untuk membuat BKS, Penulis ingin berbagi pengetahuan tentang Kata Kerja Operasional Indikator (C1-C6). Mudah-mudahan dengan tulisan ini, lebih membantu para Dewan Guru Attaqwa dalam membuat BKS.

Kata Kerja Operasional Indikator (C1-C6)

Digunakan untuk membuat RPP terutama pada bagian indikator.

Dalam Kata Kerja Operasional Indikator (C1-C6) dapat dilihat sejauh mana tingkat berfikir atau ranah kognitif suatu pembelajaran, makin tinggi ranah berfikirnya maka kualitas pembelajaran makin bagus.

Berikut ini pembagian Kata Kerja Operasional Indikator C1-C6.

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) C1

C1 Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.

2.Pemahaman (comprehension) C2

C2 Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang siswadikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

3. Penerapan (application) C3

C3 Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.

4.Analisis (analysis) C4

C4 Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

5.Sintesis (syntesis) C5

C5 Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: siswa dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

6.Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) C6

C6 Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Selasa, 16 Agustus 2016

HUT RI ke 71 di Pon-Pes. Attaqwa Putra

Merdeka.....
Merdeka.....
Merdeka.....

Hari ini Rabu, 17 Agustus 2017 Yayasan Attaqwa Pusat beserta semua civitas domain pendidikan (TK, SD/MI, SMP/MTs, MA/SMK) merayakan HUT RI ke 71 di lapangan plaza Pondok Pesantren Attaqwa Putra.

Pada pelaksanaan acara bertindak sebagai inspektur upaca Bapak K.H. Moch. Amin Noer, MA beliau berpesan "kita wajib bersyukur atas anugrah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia". Dalam pesan sambutannya juga, beliau mengingatkan bahwa pendiri Yayasan Attaqwa merupakan Pahlawan Nasional dia adalah al-Maghfurlah K.H. Noer Alie yang patut kita tiru semangatnya untuk mengisi kemerdekaan, khususnya mengembangkan dunia pendidikan di Yayasan Attaqwa.

Semangat juang K.H. Noer Alie oleh panitia kali ini (kelas XI Aliyah/Gathesfa 258) digambarkan dengan atraksi Paralayang yang membumbung tinggi, menjulang ke langit atas, menggambarkan semangat juang mengenang Pahlawan Nasional K.H. Noer Alie. Disamping itu, panitia tahun ini pun menyuguhkan penampilan Marching Band yang memanjakan telinga para peserta. Sorak-soraya para peserta pecah seketika, ketika melihat atraksi Mayoret Marching Band yang menggelitik hati. Panitia kali ini memang pantas diacungkan jempol yang telah mengemas acara HUT RI ke-71 dengan khidmat dan meriah.

Semoga ditahun yang akan datang kita semua bisa mengikuti HUT RI kembali, dan mengisi kemerdekaan dengan tonggak pena pendidikan.