Arahan Kepsek pada Praktikum Dakwah dan Mengajar bagi Santri XII Aly
Madrasah Aliyah Attaqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia Babelan Bekasi mengembangkan Kurikulum Pengembangan Diri. Berbeda dari Madrasah Aliyah pada umumnya, Aliyah Attaqwa Putra memiliki perpaduan kurikulum. Kurikulum Pondok yang berafiliasi ke Timur Tengah dan Kurikulum Depag yang mengacu pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sinkronisasi domain Kurikulum Pondok dan Depag mempunyai ranah evaluasi yang terintegrasi untuk mengetahui pencapaian belajar para Santri.
Pencapaian hasil belajar para Santri pada ranah pengembangan diri melalui kurikulum Pondok dan Depag salah satunya dilakukan dengan adanya kegiatan Praktikum Dakwah dan Mengajar (baca: PDM). Kegiatan ini merupakan prasyarat kelulusan bagi kelas XII Aliyah (baca: warga Tiga Aliyah), mereka wajib mengikuti semua kegiatan yang tertuang dalam Praktikum Dakwah dan Mengajar. Maksud dari kegiatan Praktikum Dakwah dan Mengajar di Aliyah adalah kegiatan praktik bagi Santri Aliyah untuk terjun kemasyarakat dalam kegiatan pengajian kaum Bapak di lingkungan Dewan Masjid Attaqwa (Praktik Dakwah), dan terjun ke Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan perguruan Attaqwa sebagai Guru bagi anak-anak di MI. Cabang Attaqwa (Praktik Mengajar).
Rencana kegiatan tersebut langsung mendapat arahan dari Kepsek Aliyah Attaqwa Pusat Putra Bapak H. Asep Sopyan Hariri, Lc., M.Pd.I. pesan Beliau bagi para Guru Pembimbing dalam kegiatan Praktikum Dakwah dan Mengajar untuk bisa membimbing anak-anak dengan baik "bimbinglah mereka, sampai kegiatan akhir Dauroh dan seterusnya" (pesan Kepsek dengan penuh harapan). Beliau pun menegaskan "semua anak-anak dalam setiap kelompok, harus mempunyai peran masing-masing" (tegas Beliau menekankan). Arahan inilah yang menjadi penggerak semangat para Guru yang mendapat amanah sebagai pembimbing kelompok.
Perlu kita berikan apresiasi besar kepada Kepsek Aliyah atas arahannya ini. Betapa tidak, inilah konsep pendidikan yang tanpa kita sadari membentuk karakter Santri yang mandiri. Karena dari kegiatan Praktikum Dakwah dan Mengajar (PDM) sangat melibatkan peran para Santri XII Aliyah dalam proses pembelajaran. Penulis ingin berbagi sedikit tentang pentingnya kegiatan ini dilihat dari ranah pendekatan pembelajaran. Kegiatan Praktikum Dakwah dan Mengajar (PDM) sangat erat kaitannya dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang merupakan satu pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan orang.
Pada metode pembelajaran CTL ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran tersebut:
1. Activiting Knowledge, merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari.
2. Acquiring Knowledge, adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
3. Understanding Knowledge, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal akan tetapi untuk difahami dan diyakini.
4. Applying Knowledge, yaitu mempraktikan pengetahuan dan pengalaman.
5. Reflecting Knowledge, melakukan refleksi. Hal ini merupakan umpan balik untuk proses perbaikan.
Karakteristik metode pembelajaran CTL diatas, ternyata sudah lama digunakan dalam Kurikulum Pengembangan Diri di Madrasah Aliyah pada kegiatan Praktikum Dakwah dan Mengajar (PDM). Pertama, PDM sangat menekankan proses keterlibatan Santri XII Aliyah untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung pada kegiatan praktikum. Kedua, PDM mendorong agar Santri dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari di Kurikulum Pondok dan Depag dengan situasi kehidupan nyata, artinya Santri dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dan pondok/asrama dengan kehidupan nyata ketika mereka berdakwah dan mengajar nanti. Ketiga, PDM mendorong Santri untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata, artinya PDM bukan hanya mengharapkan Santri dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat membangun karakter mandiri dalam kehidupannya sehari-hari.
Pembelajaran Kontekstual atau CTL yang diterapkan dalam membangun karakter kemandirian Santri diharapkan terus berkembang untuk bisa membekali mereka jika nantinya mereka terjun langsung pada tatanan masyarakat yang sebenarnya. Berdakwah dan atau menjadi Guru untuk mengajar, setidaknya ada jiwa-jiwa yang meneruskan estapeta dalam mengisi perjuangan pendidikan al-Maghfurlah K.H. Noer Alie untuk mencetak generasi yang benar, pintar dan terampil.
0 komentar:
Posting Komentar